aku masih menunggumu di sini
dengan sebilah belati dan sebaris puisi
juga secangkir anggur dan sepotong hati
tapi menunggumu lebih perih dari menjemput mati!
mencintaimu adalah menoreh luka yang sakitnya tak terperi
aku hanya ingin kau mengerti laki-laki
kau malah mencintai puisi
“aku jatuh hati pada puisi, juga laki-laki,” katamu
dan aku telah menulis seratus kali
hingga kata menjadi mati
bahasa tak indah lagi
tapi kau masih saja berlari
meruntuhkan mimpi laki-laki
mengkhianati puisi
aku masih menunggumu di sini
tanpa puisi, hanya sebilah belati
untuk membunuhmu hingga seribu kali
2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar