Senin, 12 Mei 2008

TENTANG LUDAH MERTUAKU

Hari ini aku tak hendak kemana-mana

Ingin bersihkan ludah-ludah bapak mertuaku

Yang menggenang di ruang tamu

Yang membercak di dinding ruang makan

Yang mengental di lantai kamar tidur


Bapak mertuaku sehat-sehat saja

Di usia tuanya tampak masih perkasa

Tidak perlu kerja keras

Sebab setiap tanggal empat

Turut antre di kantor pos

Mengambil jatah kesejahteraan veteran


Hari ini aku tak hendak bicara apa-apa

Kecuali tentang ludah mertuaku

Yang mongering di saku bajuku

Yang membau di seluruh ruang rumah

Tapi tak apalah

Toh istriku adalah anaknya

Toh anakku adalah cucunya

Toh tempat tinggal kami adalah rumahnya

Toh ludah-ludah itu adalah ludahnya


Hari ini aku tak bermaksud nggrundelli

Cuma membaca adanya

Sebenarnya aku rindu jadi menantu yang santun

Keluar rumah jabat tangan dan mencium

Masuk rumah jabat tangan lalu mencium

Namun khawatir kuman menyerang


Aku benci dengan pengangguran

Aku ingin bekerja keras mengumpulkan uang

Untuk kemudian membeli atau membangun rumah idaman


Hari ini tak ada yang kukerjakan

Kecuali membersihkan ludah-ludah

Yang mulai membusuk

Yang mulai membau

Yang mulai menjijikkan

Aku mulai muak tinggal di rumah ini

Kesehatan istriku memburuk, barangkali

Amat prihatin melihat suaminya

Sibuk membersihkan ludah-ludah bapaknya

Lalu kedua anakku,tak ada yang pandai

Di kelas, tak ada waktu belajar

Tak ada hari tanpa membantu bapaknya

Membersihkan ludah-ludah kakeknya

Sungguh Dik, sial jadi istriku

Nelongso banet ngger anak-anakku


Hari ini tak ada lagi yang kupikirkan

Kecuali pergi dari rumah ini………..


Studio, 16 Juli 2002

Jam 16.00 wib

Tidak ada komentar: